Kamis, 27 Mei 2021

Cerita Bullying! Dendam Kesumat Sang Bintang Kelas Korban Bully


Hai, sebut saja namaku Eimi. Aku adalah korban bullying saat usiaku 8 tahun. Aku sempat melupakan kejadian itu. Namun belakangan ini aku bermimpi kembali di masa dua anak itu memukul punggung dan kepalakuku dari belakang. Meski sekarang aku bahagia karena bisa menghancurkan pendidikan orang yang membuli ku itu. Sepertinya aku harus mengabadikan rasa sakit hati lewat sebuah utas.

Aku adalah penyandang rangking 1 bertahan di angkatanku.  Siswa Sekolah Dasar Xang Xia sekitar tahun 2007. Semua anak-anak baik dan bahkan ingin jadi temanku. Mereka menyebutku si pintar Eimi. Aku senang itu. Tapi kalian tahu, aku paling benci ketika teman minta contekan saat ulangan. Mereka bertanya, “Eimi, kok kamu bisa pintar dan rangking 1 terus sih? Kamu makannya apa?”

“Aku makan nasi. Hanya saja, aku lebih keras belajarnya daripada kalian haha.”

Aku juga suka duduk di bangku paling depan, pas depan guru. Supaya aku bisa cari perhatian dan menguasai kelas. Tentu saja, aku ingin jadi yang nomor satu.  Jika ada yang mengungguliku, aku akan menyalipnya lagi. Akulah Eimi sang nomor 1.

Ternyata, sikapku itu membuat beberapa anak tak suka padaku.

Hingga akhirnya, aku dipindahkan oleh wali kelas ke bangku nomor dua paling belakang. Dengan alasan, gantian tempat duduk dengan anak yang paling bebal di kelas. Dan apesnya tepat dibelakangku, dua anak bandel yang suka menggangguku. Aku menyebutnya, si Usa dan Sau. 

Ketika jam kosong, aku hanya membaca buku pelajaranku meski teman-teman yang lain bermain-main seperti anjing kesurupan. Saat itulah, Usa mengusiliku dengan menarik rambutku, yang ku kuncir satu. Dan Sau, menempelkan permen karet di bangkuku ketika jam istirahat.

Aku, Eimi 8 tahun yang masih polos dan belum sekuat sekarang. Tak bisa berbuat apa-apa. berbulan-bulan Usa dan Sau menjahiliku. Kadang memukul punggungku dengan kepalan tangannya, memukul kepalaku dengan buku atau penghapus kayu, mencoret-coret seragam putih ku dengan pena atau  pensil. Saat itu, aku hanya diam menahan amarah dan masih fokus belajar. Hingga akhirnya aku mimisan dan berminggu minggu sakit parah.

Orang tua ku menemukan beberapa luka lebam di punggungku. Mereka tau bahwa aku dianiaya di sekolah, dan berencana melaporkan kepada guru. Aku hanya diam dan menangis tanpa suara. Badanku sakit dan lemas. Aku benar-benar mengutuk Usa dan Sau, ingin menusuk cutter di dadanya. Lalu, aku memberanikan diri untuk memberitahu kakakku, bahwa Usa dan Sau adalah pelaku dibalik semua ini.

Dan ketika aku sembuh. Aku memotong pendek rambutku, untuk membuang kesialan. Masuk sekolah bersama kakak ku. Aku masuk kelas dan teman-teman lain menyambutku seperti tidak ada kejadian apapun. Aku tidak tahu apa yang dilakukan kakak ku di ruang guru. Yang jelas, setelah datangnya kakak ku ke sekolah saat itu. Aku tidak melihat batang hidung usa dan sau lagi.

Sayang sekali bukan, di usia kalian yang seharusnya masih belajar 3 kali 3 kali 0 ternyata harus di DO karena perbuatan itu? Setidaknya jika kamu enggak good looking, otaknya dipinterin dikit lah. Supaya guru bisa membelamu. Karena di sekolah itu, yang dibela adalah si pintar dan si good looking. Aw, mungkin ditambah good attitude. Salam dari Eimi 8 tahun hhahahahahaha.

Kisah nyata dari : SWU 2007